7 Tips Perencanaan Keuangan Keluarga Anti Ribet

Perencanaan keuangan keluarga itu pada dasarnya bukan sesuatu yang ribet, asal kita tau dasarnya. Nah, kali ini saya mau sharing tentang pengalaman saya mengatur keuangan keluarga selama kurang lebih 5 tahun terakhir.

Awalnya, menjadi manajer keuangan keluarga tidaklah mudah. Apalagi, saat awal menikah banyak pengeluaran tak terduga yang harus kami keluarkan.

Awal Perjalanan

Tiga tahun pernikahan kami jalani di rumah orangtua saya. Sempat kami putuskan untuk mengontrak saja tapi dicegah oleh ayah saya karena kamar di rumah orangtua pun masih mencukupi untuk kami tempati. β€œUangnya ditabung saja untuk DP rumah,” ujar beliau saat itu.

Awalnya, suami enggan menerima keputusan tersebut tapi jika dipikir ulang saat ini, kami sangat bersyukur telah menerima tawaran ayah saya saat itu. Jika saat itu kami memutuskan untuk ngontrak rumah, belum tentu saat ini kami sudah tinggal di rumah kami sendiri.

Back to the topic. Selama 3 tahun awal pernikahan, perencanaan keuangan keluarga saya bisa dibilang sangat tidak baik. Bocor halus sana sini, tidak sempat menabung padahal makan juga masih bareng orangtua. Uang selalu habis dan saya berpikir, β€œsalahnya di mana?”

Belajar Perencanaan Keuangan

Dua tahun terakhir, saya mulai rajin belajar tentang bagaimana perencanaan keuangan keluarga yang baik. Terlebih saat ini kami sudah tinggal di rumah kami sendiri. Sangat senang rasanya kami bisa menabung untuk DP rumah ini, meski perjalanan KPR masih panjang, tapi ini adalah titik balik untuk keluarga kami.

Tinggal terpisah dari orangtua membuat saya harus belajar semua-muanya dari awal, mulai dari memasak makanan sendiri hingga mengatur keuangan keluarga yang kini harus makin ketat dilakukan. Ya, karena sekarang kami sudah tidak bisa nebeng makan dan minum lagi ehehe.

Menemukan Cara Ter-Simple Atur Keuangan

Pandemi bisa dibilang mengubah beberapa hal dalam hidup saya. Saya yang tadinya seorang ibu bekerja, mendadak dirumahkan karena perusahaan tak mampu lagi menahan beban minus selama pandemi.

Mau tak mau, saat ini penghasilan utama hanya dari suami yang bekerja kantoran, which is memiliki pendapatan tetap yang bisa dibilang sangat sulit naik ahahaha. Waktu luang setelah PHK saya manfaatkan untuk belajar keuangan di sana sini, mostly dari social media dan zoom class dari para pakar keuangan.

Dari beberapa kelas tersebut, saya merangkum perencanaan keuangan keluarga dengan cara yang paling simple dan sesuai dengan kebutuhan saya. Menurut saya, ini agak anti-mainstream dari artikel-artikel di luar sana. Ya karena ini berdasarkan pengalaman, bukan hanya teori ehehe.

Jadi, ini dia yang ditunggu-tunggu. Inilah 7 Tips Perencanaan Keuangan Keluarga Anti Ribet.

1. Dana Darurat Itu Penting Penting Penting!

Sehabis gajian, kalian gunain buat apa dulu? Cicilan? Langsung belanja? Nah, semua pakar keuangan justru menyarankan untuk sisihkan dana darurat dulu setelah gajian. Kenapa? Karena dana ini penting untuk melindungi kita dan keluarga di saat-saat tertentu.

Misal, PHK mendadak, kecelakaan/sakit lalu tidak ditanggung BPJS, atau harus mendadak pulang kampung karena ada keluarga meninggal. Jika keluarga tidak memiliki dana darurat, hal-hal tersebut akan mengacaukan cash flow rumah tangga.

Berapa sih besaran dana darurat yang harus disiapkan?

  • 3-6x pengeluaran bulanan untuk yang masih single
  • 6-9x pengeluaran bulanan untuk suami-istri (tanpa anak)
  • 9-12x pengeluaran bulanan untuk pasangan menikah dengan anak

Jadi, misal si A status single memiliki pengeluaran bulanan sebesar 3 juta, berarti besaran dana darurat yang ideal adalah 3 x Rp 3.000.000 = Rp 9.000.000

Si B, status menikah dengan satu orang putri memiliki pengeluaran bulanan keluarga sebesar Rp 10.000.000, besaran dana darurat ideal yang seharusnya ia persiapkan adalah 12 x Rp 10.000.000 = Rp 120.000.000

Mengapa yang sudah menikah memiliki besaran dana darurat yang lebih besar?

Karena sudah memiliki tanggungan yang harus diberi makan dan menjalani hidup meskipun ada beberapa situasi yang menyebabkan si pencari nafkah utama tidak dapat menjalankan tugasnya.

Tips Nabung Dana Darurat Secara Asyik

Saya tahu, pasti nominal dana darurat yang tidak kecil agak berat untuk dikeluarkan, apalagi pas awal awal dan kita belum terlalu sadar pentingnya dana darurat.

Tapi, saya nemuin cara asyik nabung dana darurat biar kita berasa nabung sambil main! 

Bisa pake celengan target kayak contoh di bawah ini.

Tantangan Menabung, Celengan Target

Ini nabungnya mingguan dalam 1 tahun penuh. Nominal nabung tiap minggu beda beda jadi challenging. 

Menurut saya yang punya jiwa kompetitif dan suka menantang diri sendiri, ini asyik sih! Ehehe

Nabungnya bisa di celengan atau rekening tabungan biasa. Kalo saya biasa transfer dari rekening tabungan utama ke rekening khusus dana darurat. Nanti pas udah akhir tahun, gak berasa udah kekumpul 15 juta kan wowww 

Cobain deh, kalo gak dicoba, siapa yang tau kalo kalian mampu atau engga menyelesaikan tantangan 52 minggu ini ehehe

2. Proteksi Diri dan Keluarga itu WAJIB hukumnya!

Setelah mulai konsisten nabung dana darurat, terus gimana? Investasi aja kali ya? Eitsss, tunggu dulu. Yakin kalian sekeluarga udah terproteksi secara maksimal?

Apa yang dimaksud terproteksi secara maksimal? Ya, minimal punya asuransi kesehatan untuk setiap anggota keluarga dan asuransi jiwa untuk pencari nafkah utama.

Emang seberapa penting asuransi kesehatan dan asuransi jiwa?

Anggaplah, asuransi itu ibarat payung sebelum hujan, melindungi diri dari hal hal yang tidak diinginkan.

Memang, dana darurat juga bisa untuk melindungi cashflow. Tapi, asuransi kesehatan dan asuransi jiwa melindungi kita + keseluruhan harta kita.

Lho kok bisa?

Pasti kalian pernah denger tentang cerita orang yang bangkrut karena sakit, atau bahkan ada anak yang terlantar karena tiba-tiba kedua orangtuanya meninggal saat kecelakaan sementara orangtuanya tidak meninggalkan apa apa.

Pada saat-saat seperti inilah asuransi berperan. Asuransi kesehatan berfungsi melindungi aset dan harta kita dari kebangkrutan karena terus-menerus membayar biaya rumah sakit yang makin lama makin membengkak.

Sementara asuransi jiwa melindungi keluarga kita yang akan kita tinggalkan nanti jika sewaktu-waktu kita dipanggil Yang Maha Kuasa.

Mau sih pake asuransi, tapi ribet ah!

Jujur, dulu juga saya mikirnya begini karena banyak rumor beredar kalo agen asuransi itu gini gitu, baik pas nawarin doang tapi pas klaim susahnya minta ampun ahaha.

Tapi, di zaman digital seperti saat ini, sudah banyak asuransi digital yang memudahkan kita untuk mendaftar dan klaim asuransi secara online.

Salah satu asuransi kesehatan digital yang terpercaya adalah FWD Insurance yang proses daftar + klaimnya sangat mudah, hanya perlu install aplikasi atau lewat webnya di ifwd.co.id.

Ah, tapi mahal deh kayaknya.

Siapa bilang? Di FWD Insurance, ada yang nanya Asuransi Bebas Handal yang harganya mulai dari 100 ribu aja per bulan. Asuransi ini termasuk jenis asuransi syariah yang gak perlu kalian ragukan lagi keabsahannya.

Jadi, saran saya adalah : segera proteksi diri kalian + keluarga dengan proteksi sedini mungkin. Minimal asuransi kesehatan untuk setiap anggota keluarga dan asuransi jiwa untuk pencari nafkah utama πŸ˜‰

3. Catat Pemasukan + Pengeluaran Tiap Bulan

Udah bukan rahasia lagi kalo catat pengeluaran ini ada di setiap tips perencanaan keuangan keluarga.

Kenapa sih harus nyatet, penting banget emang?

Yes, sangat penting. Gunanya untuk mengevaluasi duit kalian tuh dari mana aja dan buat apa aja?

Jadi, nyatet bukan sekadar nyatet doang tapi juga DIEVALUASI. Jadi bocor bocor halus keuangan bisa diminimalisasi di bulan berikutnya.

Buat orang kayak saya, nyatet di aplikasi jauh lebih efisien karena udah dihitungin langsung sama aplikasinya. Bahkan, sekarang banyak juga aplikasi yang menampilkan chart pengeluaran bulanan yang tentu saja memudahkan kita untuk membaca + mengevaluasi pengeluaran.

Beberapa aplikasi catatan keuangan yang bisa kalian install di handphone, antara lain:

  • Money Lover
  • Money Manager (saat ini saya pakai apps ini)
  • Wallet
  • Catatan Keuangan

4. Pisahkan KEBUTUHAN dan KEINGINAN

Banyak orang yang sudah mulai mencatat pengeluaran bulanan tapi masih merasa cash flow nya negatif. Kira-kira kenapa?

Berdasarkan pengalaman, masalah paling umum adalah sulit membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Nah, sekarang kita bedah dulu dua hal tersebut berdasarkan definisinya.

Kebutuhan : barang atau sesuatu yang jika tidak ada, kita sulit hidup tanpanya.

Keinginan : barang atau sesuatu yang kita inginkan tetapi tanpanya hidup akan baik-baik saja.

Kira-kira begitu definisi mudahnya.

Solusinya adalah : saat sudah terbiasa mencatat pemasukan dan pengeluaran, tambahkan catatan manual di luar catatan cash flow. Catatan tambahan ini berisi daftar kebutuhan bulanan yang sudah biasa kita pakai. Lalu hitung perkiraan budget kebutuhan tersebut.

Setelah dapat nominalnya, kita bisa sesuaikan dengan budget Belanja Rumah Tangga yang sudah kita sisihkan di awal bersama budget dana darurat, budget proteksi, dan budget cicilan.

Jika masih ada sisa budget kebutuhan rumah tangga, baru deh kita bisa masukkan barang-barang yang merupakan list keinginan πŸ‘Œ

Kalau malah budget nya kurang gimana? Coba lihat dan evaluasi lagi, kira-kira ada gak barang yang gak butuh-butuh amat dan bisa dicoret dari list?

Hal ini emang butuh latihan tapi ibu ibu mah pasti jago kok, karena insting kita sebagai wanita itu sangat membantu dalam hal catat mencatat begini πŸ˜†

5. Beli Barang Berdasarkan VALUE

Apa sih yang menentukan mahal atau murah suatu barang/jasa? Pasti mayoritas orang menjawab β€œharga”. Padahal, indikator mahal dan murah itu bisa ditentukan dari value.

Menentukan harga berdasarkan value disebut dengan cost per use. Sebagai contoh, motor seharga 18 juta bisa saja lebih murah dari sepeda seharga 8 juta. Lho kok bisa?

Gini gini, kita pahami kondisinya dulu yuk. Misalnya:

Lala membeli sepeda motor seharga 18 juta yang dipakai setiap hari dan bertahan dalam jangka waktu kurang lebih 3 tahun (36 bulan)

vs

Lala membeli sepeda seharga 8 juta yang ia pakai seminggu sekali dan bertahan dalam jangka waktu 2 tahun (24 bulan).

Cara hitung barang berdasarkan value :

Harga Barang : (seberapa lama barang bertahan x seberapa sering dipakai)

Kita ambil hitungan per minggu saja agar lebih mudah.

Kesimpulannya:

Cost per use sepeda motor:

18.000.000 / (36×7 hari) = 71.428 per minggu

Cost per use sepeda:

8.000.000 / (24×1 hari) = 334.000 per minggu

Jadi, berdasarkan value lebih murah beli sepeda motor dibandingkan beli sepeda. Nah, konsep tersebut juga saya aplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Sebelum beli sesuatu, saya selalu berpikir, β€œini penting kah?” β€œakan sering dipakai kah?” sangat related juga dengan konsep kebutuhan vs keinginan serta konsep prioritas. Semua saling berkesinambungan.

Jadi, kamu sudah terapkan konsep ini belum? Kalau belum, yuk coba dari sekarang! πŸ™‚

6. Diskon dan Cashback adalah Kunci

Siapa sih yang gak suka cashback dan diskon? Ahaha. Hampir di setiap belanja online, baik itu untuk kebutuhan rumah tangga ataupun kebutuhan pribadi, saya selalu menganggap free ongkir dan cashback itu penting. Apalagi kalo ada tambahan diskon di tanggal kembar, beuhh makin happy lah saya. 

Jadi, saya sebisa mungkin mengumpulkan list kebutuhan di keranjang marketplace dan baru checkout saat tanggal kembar atau saat sedang banyak voucher diskon berhamburan. Percaya gak percaya, prinsip seperti ini bisa membuat belanja rumah tangga lebih hemat hingga 20% dibanding belanja tanpa nunggu free ongkir dan diskon tambahan. 

Oiya, omong-omong soal diskon, FWD Insurance kebetulan lagi ada diskon juga lho. Diskon 30% untuk seluruh produk asuransi di iFWD dari tanggal 9-10 September 2021 ini!

Untuk detailnya, coba kalian cek di Instagram FWD dan Website FWD ya info lengkapnya.

7. Jangan Lupakan Self Love

Mengatur dan merencanakan keuangan memang tidak mudah, tapi gak ribet juga kok kalo kita enjoy. Nah, biar enjoy, jangan lupa untuk tetap self love ya. Beberapa waktu lalu saya dan teman-teman blogger berkesempatan ikutan zoom yang membahas tentang self love.

Lalu, self love harus dimulai dari mana?

  • Menyadari bahwa kesehatan mental itu penting untuk dijaga
  • Makan dan tidur cukup
  • Olahraga teratur
  • Proteksi diri dengan asuransi yang terpercaya seperti FWD Insurance

Mendatangkan psikolog yang ahli di bidang kesehatan mental, para bloggers diajak untuk mengenali diri sendiri dan boost self love. Menurut mbak psikolog Jennyfer, ada 8 hal yang bisa kita lakukan untuk boost self love, yaitu:

  1. Forgive Yourself
  2. Know Yourself
  3. Good Self Care
  4. Change Your Self Talk
  5. Stop Comparing
  6. Set Boundaries
  7. Practice Mindfulness
  8. Power of Mind

Happy banget bisa belajar banyak tentang self love di zoom FWD waktu itu. Dan hal tersebut juga bagian dari tips perencanaan keuangan karena sehat mental adalah juga pendukung sehat finansial.

Nah…

Itu dia 7 tips perencanaan keuangan keluarga ala saya yang hanya seorang ibu rumah tangga ini. Delapan tips ini berdasarkan baca-baca, ikutan kelas zoom sana sini, plusss ditambah dengan pengalaman pribadi.

Jadi, disesuaikan aja ya dengan kondisi keuangan keluarga masing-masing. Oiya, kalo tips perencanaan keuangan ala keluarga kalian kayak gimana?

Boleh share yuk di kolom komen atau kalian bisa ikutan Blog Competition yang sedang diadakan oleh FWD Insurance dengan tema Plan Your Financial For Your #ProteksiON. Info lengkapnya bisa kalian cek di gambar di bawah ini ya.

Sekian dulu sharing kali ini, semoga bermanfaat dan see you on the next post!

rikaamelina

A mom who love writing review on blog and social media.

Recommended Articles

22 Comments

  1. makasih sharingnya

    1. Sama sama mbak, semoga bermanfaat 😁

  2. Sebelum nikah aku termasuk sangaaaat boros :D. Gaji gede, tapi tetep aja habis buat lifestyle Ama temen2 kantor. Baru setelah nikah mba, mulai insaf :D. Langsung bikin plan Ama suami. Tapi yg kami ambil duluan waktu itu asuransi. Aku punya, suami juga punya.

    Trus baru mulai ngumpulin Emergency Cash, yg kami sepakati utk 12 bulan. Tapi dari awal kami memang ga pengen pake RP kalo utk emergency cash, melainkan Logam Mulia. Alasannya, Krn EC ini kan digunakan hanya dalam kondisi darurat, yg mana tidak bisa dicover Ama tabungan biasa dan tidak bisa dicover asuransi. So kemungkinan akan lama mungkin dipakai, jadi LM lebih aman, secara nilainya naik dan tidak tergerus inflasi. Kalo EC aku simpen dlm Rp, terlalu lama ga dipake, yg ada nilainya turun gara2 inflasi.

    Dan Krn aku ngumpulin EC udah sejak awal nikah, keuntungan yg aku dapet, nilainya udh naik jauh dari pas beli. Kalo dulu LM ku bisa cover 1 THN pengeluaran, Krn nilai LM naik skr, value-nya jadi bisa mencover 3 THN pengeluaran :D. Itu kenapa aku cinta sama LM :D.

    Kami mungkin beruntung krn pandemi tidak mengganggu casflow samasekali Krn company tempat kerja msh berjalan normal tanpa mengurangi benefit. Tapi biar begitu, aku dan suami ga mau anggab remeh, Krn ga ada yg tau kapan bencana terjadi :). Jadi walopun EC kami aman belum terpakai, aku tetep nambah di saat ada rezeki, dan investasi juga ga boleh lupa. Biar gimana investasi itu buat masa depan kalo pensiun ntr :). Kebanyakan sih aku diversifikasi dalam bentuk saham, P2P dan Reksadana.

    Utk proteksi ya udh pasti dari asuransi tadi :). Apalagi kami berdua hobi traveling, dan wajiblah ada asuransi, incase ada apa2. Setidaknya dari uang pertanggungannya ntr, kami make sure anak2 sampai selesai kuliah akan terjamin biaya hidupnya.

    1. Wah keren banget kamu mbak. Makasih ya sharing-nya, semoga tetep semangat atur keuangan keluarga meski lagi pandemi gini ehehe

  3. Boleh dipelajari juga kalau dana darurat emang paling penting sih kalau terjadi hal yang tidak terduga ada dana simpan

  4. Tipsnya lengkap banget. Saya masih sedikit-sedikit ngumpulin dana darurat nih. Ngerasain memang penting banget punya dana darurat. Oiya, dulu waktu masih tinggal sama mertua juga samsek nggak bisa nabung. Padahal belum punya anak dan tentunya biaya bulanan yang kami punya lebih besar daripada sekarang sudah punya anak. Tapi, justru setelah ngontrak sendiri bisa nabung lancar nih alhamdulillah..

    1. Iya ya, setelah tinggal misah dr ortu malah bisa nabung ehehe. Semangat terus ya mbak kumpulin dana darurat πŸ™‚

  5. lengkap banget nih tipsnya sangat bermanfaat apalagi mempersiapkan keuangan selama pandemi gini makin banyak ekstra pengeluaran

    1. Makasih, seneng dengernya kalo bermanfaat β™‘

  6. Makasih banget sharingnya mom, asli ini detail banget. Aku gak pernah bisa ngatur keuangan kayak gini soalnya πŸ™ˆπŸ™ˆ

    1. Sama sama, mbak. Semoga bermanfaat dan bisa diambil faedahnya ya

  7. Dari semua poin di atas sepertinya yang paling sering diremehkan itu asuransi ya mom. Padahal kalau ada kejadian yang tidak diinginkan dan tidak ada asuransi, duh, bisa berantakan semua rencana-rencana kita.

    1. Bener banget, banyak yang belum sadar pentingnya proteksi diri dan keluarga. Padahal itu penting banget

  8. MasyaAllah mba Rika tipsnya luar biasa aku belom nerapin ini nih, banyak yang harus kupelajari. Makasih mba Rika noted bangett

    1. Sama sama mbak, alhamdulillah kalo bermanfaat dan ada yg bisa dipelajari πŸ™‚

  9. Waaah ternyata dana darurat menjadi komponen penting dalam perencanaan keuangan. Banyak ilmu baru dari tulisannua mba. Terimakasih banyak mba 😊

    1. Sama sama mbak, senang kalo bermanfaat untuk yang baca πŸ™‚

  10. Kebutuhan dan keinginan itu emang tricky banget ya kak. Wajib cek ricek mendalam lagi, butuh atau sekadar ingin? hehe.
    Aku juga mulai menyiapkan dana darurat kak, walau dalam konsisi tersulit sekalipun.

    1. Iyesss, butuh dan ingin itu BEDA ehehe. Semangat nabung dana darurat ya mbak

  11. Mengatur keuangan susah gampang ya, makanya harus rutin & fokus

    1. Betul mbak, tetap semangat ya πŸ™‚

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *